Pariwisata 1

Pariwisata 1

Pariwisata 2

Pariwisata 2

Pariwisata 3

Pariwisata 3

Pariwisata 4

Pariwisata 4

Pariwisata 5

Pariwisata 5

Jumat, 04 Mei 2012

Mengatasi Mata Panda

Saat kelelahan atau kurang tidur, di area bawah mata Anda biasanya akan muncul lingkaran hitam. Tentu hal ini akan menimbulkan kesan tertentu pada wajah, misalnya akan terlihat lebih tua dari usia Anda yang sebenarnya.

Tetapi, jangan khawatir. Banyak cara tanpa operasi untuk mengatasi masalah ini. Ikuti langkah-langkah pengobatan alami untuk menyingkirkan lingkaran hitam di bawah mata berikut ini.

  •     Parut beberapa kentang mentah, lalu rendam kapas ke dalam parutan itu. Tutup mata Anda, kemudian tempatkan kapas ke mata Anda. Pastikan kapas yang Anda tempelkan tadi menutupi seluruh lingkaran hitam di bawah mata serta kelopak mata. Biarkan selama 10 menit, setelah itu bilas dengan air dingin.   
  •     Atau, oleskan campuran satu sendok teh tomat dan air jeruk nipis ke sekitar mata. Lakukan dua kali sehari.
  •     Cara lain, minum segelas jus tomat dengan beberapa daun mint, air jeruk nipis, dan garam. Minum sehari dua kali ini sebagai minuman segar. Selain mengatasi lingkaran hitam, manfaat jus ini juga untuk mencerahkan wajah.
  •     Bisa juga dengan menyiapkan pasta dari empat hingga lima almond dengan susu. Oleskan pasta di sekitar lingkaran hitam, kemudian biarkan selama 10 sampai 15 menit. Pasta akan membantu meringankan beban kulit sekitar mata.
  •     Ada lagi, campurkan beberapa sendok teh jus nanas segar bersama sejumput bubuk kunyit, bila dioleskan di sekitar mata secara teratur akan membantu Anda menghilangkan lingkaran hitam.
  •     Jangan lupa pula, setiap malam sebelum tidur, oleskan krim yang mengandung vitamin E dan C di sekitar mata.
  •     Terakhir,  bisa dengan meletakkan beberapa daun mint di sekitar mata. Hal ini akan bermanfaat untuk memberikan efek pendinginan pada mata yang lelah

Senin, 30 April 2012

Tugas Setelah UTS smt. 2

TUGAS
Kelompok 1

Tema : Etika Programmer

Bahasan :
  1.     Kode etik programer
  2.     Faktor yang mempengaruhi produk dan produktivitas programer
  3.     Ketrampilan yang harus dimiliki programer
  4.     Kewajiban programer
  5.     Sikap programer terhadap klien

Mempermudah Penelitian Tugas Akhir (S1, S2 , & S3)

Tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi adalah istilah yang dipergunakan untuk menyebut suatu karya yang harus dibuat oleh calon sarjana. Tugas akhir memiliki makna yang luas dan bisa mencakup ketiga istilah yang saya sampaikan didepan. Skripsi dipergunakan untuk menyebut tugas akhir mahasiswa S1. Tesis sering dipergunakan untuk menyebut tugas akhir yang diberikan untuk jenjang pendidikan pasca sarjana (S2). Disertasi dipergunakan untuk menyebut tugas akhir yang tempuh mahasiswa tingkat doctorate atau jenjang pendidikan S3.  Namun perlu diingat jika penyebutan tugas akhir untuk setiap negara berbeda-beda.

Bentuk tugas akhir yang biasa dibuat oleh mahasiswa adalah berupa penelitian. Hal yang menarik dari penelitian adalah meskipun calon sarjana mempunyai kewajian membuat tugas akhir seperti dengan melakukan penelitian, namun tidak sedikit yang merasakan meneliti itu sulit. Tidak sedikit yang mengambil jalan pintas dengan membeli karya orang lain atau bahkan menjiplak karya orang lain. Saya menyarankan untuk tidak pernah berbuat tidak jujur dengan karya tugas akhir karena dalam hitungan waktu baik pasti akan terbongkar. Reputasi Anda dipertaruhkan.

Melalui tulisan ini saya ingin berbagi langkah-langkah mempermudah mengawali penelitian S1, S2, dan S3 sebagai bahan diskusi ketika akan mengajukan penelitian atau bertemu dengan pembimbing. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Anda mendapatkan pencerahan dan jalan terang untuk mengawali penelitian ataupun memandu diskusi dengan para pembimbing tugas akhir. Tulisan saya dibawah ini mengambil contoh dalam penelitian ilmu sosial, namum pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bisa berlaku untuk ilmu pasti. Berikut langkah-langkah yang bisa dicermati:

1. Minat yang kuat terhadap bidang ilmu
Sebelum mengawali sebuah penelitian, sebaiknya calon peneliti memiliki daya tarik yang tinggi dengan topik yang akan diteliti. Ingat meskipun penelitian hanya dijalankan selama 6 bulan, tetapi peneliti akan terlibat sangat intesif dengan suatu bidang ilmu. Minat yang kuat terhadap bidang ilmu akan berdampak pada keinginan yang kuat untuk mengeskplorasi bidang ilmu tersebut. Salah satu hal yang perlu dicatat adalah setiap bidang ilmu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Jika penelitian dilandasi dengan minat yang tinggi terhadap bidang ilmu, maka semua akan dijalankan dengan senang hati.
2. Merumuskan masalah untuk diteliti
Sebelum meneliti lebih jauh, calon peneliti sebaiknya memili rumusan masalah yang jelas. Untuk mempermudah merumuskan masalah, seorang peneliti bisa menuliskan masalahnya dalam satu kalimat yang pendek dan jelas. Sebuah permasalahan bisa dirumuskan dalam bentuk sebuah hipotesa. Selanjutnya, seorang Peneliti seharusnya memiliki argumentasi mengapa permasalahan tersebut layak untuk diteliti atau menarik untuk ditelaah lebih lanjut. Misalnya apa yang baru dalam penelitian tersebut sehingga layak untuk diteliti. Untuk memiliki argumentasi yang kuat, peneliti harus melakukan kajian pustaka dengan intensif seperti diuraikan di langkah ke-3 ini.
3. Kajian pustaka (literature review)
Setelah rumusan masalah selesai, seorang peneliti harus melakukan kajian pustaka (literature review). Dengan melakukan literature review seorang peneliti harus mampu:
  • menemukan siapa ahli yang terlibat dalam bidang ilmu tersebut (key persons). Siapa yang pertama kali melakukan penelitian atau mencetuskan bidang penelitian tersebut.
  • siapa saja yang telah melakukan penelitian dalam bidang atau permasalahan yang telah dirumuskan. Adakah ilmuwan Indonesia yang telah melakukan penelitian sebelumnya?
  • hal-hal apakah yang belum dibahas oleh peneliti sebelumnya. Apakah yang membuat berbeda antara penelitan yang satu dan lainnya?
  • apa yang membuat penelitian Anda berbeda dengan yang lainnya? Apakah yang baru dalam penelitian Anda?
  • kontribusi apakah yang akan Anda buat terhadap bidang ilmu yang akan diteliti.
4. Menentukan cara untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan
Setelah melakukan kajian pustaka, langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian. Setelah seorang penelitian  melakukan kajian pustaka, maka dia akan mengetahui secara pasti seperti:

  •  jenis penelitian: kuantitaif, kualitatif atau mixed methods atau metode gabungan antara kualitatif   dan kuantitatif.
  •  pendekatan meneliti seperti studi kasus (case study), eksperimental, etnografi.
  •  menetukan sampel penelitian.
  •  menentukan lokasi penelitian
  •  menentukan metode pengumpulan data seperti observasi, kuesionair, interview, video dll.
  •  menentukan metode analisa data baik secara kualitatif ataupun kuantitaif.
  •  menentukan alat yang akan dipergunakan untuk mengolah data seperti program komputer (SPSS, AMOS, NVivo).
5. Menentukan judul yang terbaik untuk penelitian yang direncanakan
Jika semua hal yang berhubungan dengan penelitian yang akan diajukan sudah jelas, maka calon peneliti bisa mulai merumuskan  judul yang cocok untuk membungkus penelitian sebelum diajukan ke pembimbing sebagai bahan konsultasi dengan pembimbing.
Semoga tulisan pendek ini bermanfaat untuk memandu mahasiswa yang akan melakukan penelitian. Sukses untuk penelitian Anda.

Etika Berpakaian Dalam Shalat

Bismillahirrahmaanirrahim.

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."(QS.Al-A’raf: 31)

Pakaian, sebagian orang menganggap pakaian sebagai hal sepele, sebagian lainnya menganggap sebagai hal yang sangat berarti. Akan tetapi, lebih banyak lagi yang menganggap pakaian sebagai hal yang sepele sekaligus berarti. Ironisnya, pakaian dianggap sebagai hal yang berarti ketika seseorang menghadapi orang lain, akan tetapi dianggap sebagai hal yang sepele ketika menghadap Tuhannya. Mungkin saya termasuk dalam kelompok orang-orang seperti itu. Diantara kesalahan-kesalahan saat sholat yang biasa kita jumpai di masyarakat, adanya kebiasaan sebagian orang yang memakai pakaian-pakaian yang bergambar, entah gambar makhluk yang memiliki ruh alias nyawa (seperti, manusia, dan hewan), ataukah gambar yang tak memiliki ruh (seperti, gambar pemandangan, mobil, angka, huruf, dan lainnya) yang menarik perhatian. Terkadang kita sholat, di depan kita ada seorang yang memakai baju atau celana bergambar ular naga, tengkorak, salib, mobil, dan lainnya. Ada yang memakai sarung yang memiliki merek dan cap yang nampak dari belakang, sebelah bawah sarung dekat tumit bertuliskan Wadimor, Cap Mangga, dan lainnya sehingga hal ini mengingatkan kita dengan promosi-promosi yang dipajang di pinggir jalan. Ada yang memakai baju sepak bola dalam sholat yang dihiasi dengan sejumlah nama-nama tenar bintang sepak bola beserta nomor punggung mereka yang terkenal, sehingga dalam sholat terpaksa sebagian orang mengingat Maradona, Ronaldo, Roberto Baggio, Zinedane Zidane, dan lainnya. Ada yang mengenakan pakaian yang berlogo, dan bergambar grup-grup musik beserta musisinya, seperti Nirvana, Iron Maiden, Guns ‘N Roses, Rolling Stone, dan lainnya sehingga memalingkan kita dari mengingat Allah, oh malah mengingat orang-orang fasiq seperti mereka !! Wal’iyadzu billah min dzalik…(Al-Makasary) Pakaian sebagai kebutuhan primer kita sehari-hari sangat layak diperhatikan terlebih ketika kita menghadap tuhan, Allah SWT di dalam shalat. Kita diharuskan berpakaian bersih suci dari segala jenis najis dan menutup aurat.Ada beberapa kriteria yang harus diikuti dalam berpakaian dalam shalat. Diantaranya, bersih, menutup aurat, dan tidak ketat. Saat tiba waktu shalat, kita harus mengganti pakaian aktivitas sehari-hari lalu memakai pakaian yang bersih untuk shalat. Karena, tuhan sangat menyukai hal-hal yang bersih. Saya ingin sedikit bercerita, tentang seorang bapak penjual perkakas. Siang itu, setelah adzan dzuhur baru ada beberapa orang saja di dalam masjid, salah satunya bapak itu. Saat itu saya lihat dia sedang mengambil sesuatu dari tas yang ia simpan di samping kardus berisi perkakas dagangannya. Saya tidak terlalu memerhatikan apa yang ia ambil dari tasnya saat itu. Ketika iqamah barulah saya menyadari bahwa pakaian yang ia kenakan sekarang, berbeda dengan pakaian yang tadi ia pakai, rupanya tadi ia mengambil pakaian ganti. Darinya, saya belajar tentang keseriusan dalam beribadah, dimulai dari memakai pakaian yang pantas. Mungkin pakaiannya bukan pakaian mahal, tapi itu adalah pakaian yang terbaik yang ia miliki, untuk dipakai menghadap Rabbnya.

Mengenakan pakaian ketat jelas tidak disukai syariat dan kedokteran karena efeknya berbahaya bagi badan. Bahkan ada yang saking ketatnya hingga membuat pemakainya tidak dapat sujud. Bila karena mengenakannya seseorang meninggalkan shalat, maka jelas pakaian semacam ini haram. Memang, kenyataan menunjjukkan bahwa mayoritas orang yang mengenakan pakaian semacam ini adalah orang-orang yang tidak shalat. Selanjutnya, pakaian tidak boleh tipis dan tidak transparan. Sebagaimana dibencinya shalat dengan pakaian ketat yang menggambarkan bentuk aurat, maka demikian pula tidak boleh shalat dengan pakaian yang tipis yang tampak secara transparan apa yang ada di baliknya.
Dikaitkan dengan kekhusyu'an shalat, memang itu tergantung pribadi masing-masing, dan tidak ada orang yang bisa menilai hati orang lain dengan tepat. Akan tetapi, jika untuk menjadi khusyu dari hati saja susahnya luar biasa, apalagi kalo ditambah dengan adanya bacaan atau gambar di baju yang dikenakan orang di depan kita. Tulisan ini bukan melarang pembaca untuk memakai pakaian bergambar / kotor / jelek, melainkan hanya menyarankan pembaca untuk mengenakan pakaian yang baik ketika menghadap Allah subhanahu wa ta'ala.

Original from: http://andretauladan.blogspot.com