Senin, 10 September 2012

Waduk Sermo Membentang di Barat Jogja


Sudah pernah mengunjungi Waduk Sermo saat berlibur ke Jogja? Entah kenapa sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto di tahun 1996, saya yang sudah puluhan tahun tinggal di Jogja malah baru beberapa waktu yang lalu mengunjungi tempat ini. Padahal lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota Jogja, Waduk Sermo ini terletak kurang lebih 7 km di sebelah barat kota Wates atau 36 km di arah barat kota Yogyakarta. Saya rasa, bisa jadi memang kurangnya promosi dan informasi yang menyebabkan ketidakpopuleran lokasi wisata yang satu ini.

Waduk Sermo ini merupakan satu-satunya waduk yang berada di kabupaten Kulon Progo. Terbuat dari hasil membendung sungai yang mengalir di pegunungan Menoreh, fungsi utama dari waduk ini adalah sebagai penampung air yang disalurkan PDAM untuk air bersih, irigasi atau pengairan, serta untuk mencegah banjir. Namun pemandangannya yang indah dengan yang view pegunungan menoreh yang menjulang hijau dengan hutan-hutannya yang membentang, sangatlah sayang bila tempat wisata ini hanya sekedar menjalankan peran pengairannya namun lalu dilewatkan begitu saja.

Informasi yang saya ambil dari sumber sana sini, bendungan yang menghubungkan dua bukit ini berukuran lebar atas 8 meter, lebar bawah 250 meter, panjang 190 meter dan tinggi bendungan 56 meter. Waduk ini juga dapat menampung air 25 juta meter kubik dengan genangan seluas 157 hektar. Wow!! luas sekali ya:D .Air hijaunya jadi terlihat seperti hamparan agar-agar raksasa yang dipagari oleh pohon pohon hijau. Kalau ingin berkeliling menelusuri waduk sambil memanjakan diri bersama angin yang bertiup sepoi-sepoi, mudah saja, tinggal memanfaatkan jasa persewaan perahu yang akan berkeliling selama 30 menit. Dan itupun hanya memakan biaya 5000 rupiah per orang. Jogjaaa jogjaaa.. Bahkan soal biayapun sangat-sangat ramah bukan :)

Selayaknya tempat yang tidak terlalu populer (maksudnya tidak sepopuler tempat wisata lain yang ada di Jogja) waduk ini tidak terlalu ramai oleh pengunjung. Hanya nampak beberapa aktivitas berwisata seperti sekumpulan anak muda yang memancing atau nongkrong. Sayangnya, berulang kali permasalahan akan kesadaran untuk menjaga lingkungan masih saja kurang. Sedih sekali bila melihat ada yang memancing, nongkrong, ngerumpi atau apapun namanya sembari ngemil kacang yang kulitnya tersebar begitu saja di tanah. Memang sih sampah organik, tapi kan tetap saja mengotori sekitar tempat wisata yang indah ini.

Menurut saya, amat lah sayang bila tempat wisata yang potensial ini tidak dioptimalkan fungsinya. Apalagi mengingat biaya pembangunannya yang memakan dana Rp 22 miliar dan dibutuhkan waktu penyelesaian yang tidak sebentar, dua tahun delapan bulan, sejak 1 Maret 1994 hingga Oktober 1996. Bukan hanya itu, untuk pembangunan waduk ini, Pemda Kulon Progo pun harus memindahkan 107 KK untuk ditransmigrasikan ke Tak Toi Bengkulu dan tujuh kepala keluarga ditransmigrasikan ke PIR kelapa sawit Riau. Membayangkan betapa banyaknya pengorbanan masyarakat kulon progo yang merelakan lahannya, sepatutnya kita yang sudah sangat termudahkan akses berwisatanya menghormati tempat ini dan lebih bijaksana dalam bersikap. Yang paling sederhana saja, tidak membuang sampah disembarang tempat :)

0 komentar:

Posting Komentar